World Autism Awareness Day

Autisme atau autism spectrum disorder (ASD) merupakan kumpulan gangguan perkembangan saraf yang ditandai dengan kesulitan dalam berinteraksi dan berkomunikasi onset dini; dan perilaku, minat, atau aktivitas yang repetitif dan terbatas. Autisme disebabkan dapat disebabkan oleh faktor genetik dan non-genetik. Studi genetik pada penderita autisme yang diketahui menunjukkan adanya mutasi yang mengganggu proses sinaptogenesis dan motilitas akson. Studi epidemiologi dengan skala besar menunjukkan jumlah penderita autisme di dunia sekitar 1%-2% dari total penduduk dunia. Laki-laki lebih berisiko menderita autisme sebesar 2-3 kali dibanding perempuan.

Gangguan lain yang dapat ditemukan pada penderita autisme berupa retardasi mental, ketidakpedulian emosional, hiperaktivitas, agresi, menyakiti diri sendiri. Perilaku stereotipik repetitif pada penderita autisme dapat disertai dengan gangguan kognitif, epilepsi, keluhan gastrointestinal, gangguan tidur, dan masalah lainnya. Namun pada studi lain menunjukkan terdapat korelasi genetik positif antara autisme dengan ukuran kemampuan mental, penemuan ini mengindikasikan bahwa alel autisme secara luas tumpang tindih dengan alel untuk intelijensi tinggi. Banyak bukti konvergen yang menunjukkan bahwa autisme dan IQ tinggi memiliki serangkaian korelasi konvergen yang beragam, seperti ukuran otak yang besar, pertumbuhan otak yang cepat, peningkatan kemampuan sensoris dan visuo-spasial, peningkatan kemampuan sinaps, peningkatan fokus, dan minat pada bidang teknik dan ilmu fisika.

Intervensi yang diberikan pada penderita autisme sesuai dengan gangguan yang ditemui. Intervensi berupa terapi perilaku, terapi bahasa dan berbicara, terapi okupasi, dan pelatihan keterampilan sosial. Pelatihan pada orang tua terkait pola asuh anak dengan autisme juga diperlukan. Idealnya orang tua, guru, serta tenaga medis bekerja sama dalam mengintegrasikan intervensi dalam kehidupan anak sehari-hari. Deteksi dan intervensi dini pada penderita autisme menunjukkan perbaikan yang lebih baik pada fungsi sosial penderita autisme. Skrining awal pada anak dan segera menghubungi tenaga medis ketika melihat tanda autisme merupakan langkah tepat untuk deteksi awal autisme pada anak.

Mari kenali autisme, tangani dengan tepat, demi masa depan anak yang lebih baik! 

 

American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and statistical manual of mental disorders (DSM-5®). American Psychiatric Pub.

Crespi, B. J. (2016). Autism as a disorder of high intelligence. Frontiers in neuroscience10, 300.

Mattila, M. L., Kielinen, M., Linna, S. L., Jussila, K., Ebeling, H., Bloigu, R., … & Moilanen, I. (2011). Autism spectrum disorders according to DSM-IV-TR and comparison with DSM-5 draft criteria: an epidemiological study. Journal of the American academy of child & adolescent psychiatry50(6), 583-592.

World Health Organization. International statistical classification of diseases and related health problems. 10th ed. Geneva: World Health Organization; 2004.

Autism Speaks. (2018). Autism therapies and supports. Diakses dari: https://www.autismspeaks.org/what-autism/learn-more-autism/autism-therapies-supports (Diakses pada 2 April 2018).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*