Akhmad M.Fazri, Ega Caesaria P.P, Erma Malindha, 2013
Latar Belakang: Infark Miokard Akut (IMA) merupakan penyakit kematian kardiomiosit karena iskemia berkepanjangan, bersifat ireversibel. Di dunia, IMA adalah faktor utama penyebab kematian sebesar 12,2%. Di Indonesia, Case Fatality Rate (CFR) tertinggi terjadi pada IMA (13,49%). Sampai saat ini, terapi IMA masih belum efektif, efisien, dan belum memberikan hasil yang memuaskan dalam menghentikan atau memperbaiki proses fibrosis dan nekrosis miokard. Jika IMA tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan komplikasi dan kematian.
Transplantasi stem cell, seperti Cardiac stem cell (CSC), merupakan salah satu solusi mengatasi hal tersebut. CSC – derived adult stem cell memiliki kelebihan dibandingkan stem cell dari sumber lain, yaitu memiliki tingkat proliferasi tinggi, multipotensi yang luas, hipoimunogenitas, tidak menimbulkan teratoma, memiliki marker spesifik kardiomiosit (c-kit+/ CD117+, Sca-1, abcg2+, WT1, lsl-1). CSC diketahui dapat digunakan sebagai modalitas regenerative medicine pada IMA melalui aktivasi parakrin yang dapat meregenerasi kardiomiosit dan mengurangi fibrosis pada IMA. Mikroenkapsulasi Hidrogel Alginat CSC – derived Adult Stem Cell (MIRACLE) menyediakan microenvironment khusus untuk CSC selama proses delivery dalam tubuh, sehingga biokompabilitasnya lebih stabil dan lebih efektif menuju ke target terapi. Oleh karena itu, MIRACLE melalui aktivasi parakrin kardiomiosit diharapkan dapat digunakan sebagai modalitas regenerative medicine yang baru pada IMA, sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas penderita IMA yang lebih efektif dan efisien.
Tujuan Penulisan: Untuk mengetahui mekanisme molekuler dan aplikasi MIRACLE melalui aktivasi parakrin kardiomiosit sebagai modalitas regenerative medicine pada IMA.
Metode Penulisan: Karya tulis ini merupakan tinjauan pustaka yang disusun melalui metode eksposisi dan analitik dengan menggunakan sumber yang relevan.
Pembahasan: Proliferasi kardiomiosit pada regenerasi miokardium dipicu oleh adanya aksi kombinasi antara sitokin, faktor pertumbuhan polipeptida, aktivitas autokrin TGF-α, dan parakrin (IL-6, Toll like receptor/ TLR-2,3,4,5). Injury kronis kardiomiosit menyebabkan nekrosis dan akumulasi ECM sehingga terjadi fibrosis miokardium yang dapat menyebabkan IMA. Regenerative medicine pada IMA pada prinsipnya menggantikan sel-sel yang rusak agar dapat berfungsi kembali. CSC memiliki potensi sebagai modalitas baru regenerative medicine pada IMA melalui aktivasi parakrin, yaitu dengan mekanisme renewal dan regenerasi kardiomiosit pada jaringan yang rusak dan induksi apoptosis kardiomiosit (dimodulasi oleh mediator parakrin, IL-1β, IL-10, TNF-α, TLR, VEGF, NGF). Selain itu, terdapat regulasi ulang kardiomiosit dengan perubahan kolagen dan remodeling ECM yang diregulasi oleh berbagai matrix metalloproteinases (MMPs), tissue inhibitors of metalloproteinases (TIMPs), kolagen I, kolagen II, dan TGF- β1. Mikroenkapsulasi hidrogel alginat pada CCS dapat berfungsi untuk mempertahankan potensi hipoimunogenik, viabilitas sel, potensi proliferasi, dan sifat stem cell selama proses distribusi di dalam tubuh menuju target. Mikroenkapsulasi dapat membuat biokompabilitas CCS dalam tubuh menjadi lebih stabil dan memudahkan integrasi dengan host.
Simpulan: MIRACLE melalui aktivasi parakrin kardiomiosit mempunyai potensi yang lebih efektif, efisien, dan aman dibandingkan terapi berbasis sel lainnya sebagai modalitas regenerative medicine pada IMA.
Rekomendasi: Perlu dilakukan penelitian mengenai dosis efektif, efikasi, dan efek samping MIRACLE melalui aktivasi parakrin kardimiosit sebagai modalitas regenerative medicine IMA.
Cardiac Stem Cell (CSC), kardiomiosit, infark miokard akut (IMA), regenerative medicine, mikroenkapsulasi